TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) mengadakan tanya jawab dengan para wartawan yang
sehari-hari meliput di kompleks Istana Kepresidenan RI. Tanya jawab yang
berlangsung sekitar 90 menit itu terdiri dari 16 pertanyaan dan dijawab
langsung oleh Presiden di Istana Negara Jakarta, Senin (13/2/2012),
malam.
Tanya jawab antara wartawan dengan Presiden ini
terlaksana setelah pekan lalu rencananya akan diselenggarakan namun
ditunda hingga akhirnya berlangsung semalam, menjelang perayaan Hari
Valentine 14 Februari 2012. Namun, sebelum tanya jawab berlangsung
jauh-jauh hari staf Presiden meminta para wartawan menyiapkan daftar
materi pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan kepada Presiden.
Para wartawan pun berlomba-lomba mendaftarkan pertanyaan yang akan
diajukan. Awalnya cara staf Presiden, melalui jasa seorang wartawan,
meminta lebih dahulu daftar pertanyaan kepada wartawan di Istana sempat
memicu polemik di kalangan wartawan. Akan ada kesan pertanyaan yang akan
diajukan kepada Presiden hendak diatur-atur.
Sebab tentu bukan
jawaban surprise dan spontanitas yang akan keluar dari Presiden jika
pertanyaannya dibocorkan lebih dahulu. Seorang wartawan media nasional,
sempat menganggap aneh metode tanya jawab wartawan dengan Presiden.
Akhirnya, para wartawan pun mengalah dan bersedia mendaftarkan
pertanyaan kepada staf Presiden untuk selanjutnya disiapkan jawabannya
untuk dijawab langsung oleh Presiden.
Dalam tanya jawab
semalam, Presiden pun dengan tangkas menjawab semua pertanyaan wartawan
apalagi Presiden sudah tahu semua yang akan ditanyakan para wartawan.
Psikolog Politik, Hamdi Muluk, dalam sebuah dialog di televisi swasta
nasional semalam menyebut tanya jawab antara Presiden dengan wartawan
mirip dengan cara tanya jawab yang dilakukan Presiden Soeharto dengan
para petani pada zaman Orde Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar